indahnya perubahan kearah kebaikan
Perubahan Dalam Melihat Perubahan
Membaca dan mengamati besarnya intensitas perubahan di segala bidang, sungguh tidak bisa dibayangkan sebelumnya, kalau kita akan sampai pada tatanan masyarakat seperti ini. Meskipun segala upaya telah dikerahkan, tetap perekonomian belum juga bergerak sebagaimana diharapkan.
Digabung menjadi satu, kita memang hidup di zaman dengan menu tetap berupa perubahan. Dulu, antara berubah dan tidak berubah hasilnya tidak berbeda banyak. Sekarang, siapapun yang tidak merubah diri, akan digilas oleh roda perubahan.
Sayangnya, respons alami manusia – sebagaimana telah diketahui sejak lama dalam banyak studi manajemen perubahan – cenderung menempatkan perubahan sebagai gejala yang mengganggu kenyamanan. Sehingga, hampir setiap bentuk perubahan berhadapan dengan resistensi di mana-mana.
Dalam tataran logika yang sederhana, penolakan model terakhir ini, bisa dicarikan sebabnya pada unsur ketidakpastian yang dihadirkan perubahan. ‘Dibandingkan dengan perubahan yang tidak pasti, lebih aman kondisi tanpa perubahan yang jelas hasilnya’, demikian kira-kira argumen banyak orang.
Namun, sekarang zamannya sudah lain. Kondisi sekarang yang tidak berubah sama tidak pastinya dengan kondisi bila perubahan dilakukan. Seperti kapal yang mau tenggelam. Tidak berubah pasti tenggelam. Berubah juga belum tentu memberikan hasil yang lebih baik.
Kemajuan akan lebih banyak berpihak pada mereka yang berani menciptakan perubahan. Dibandingkan dirubah, lebih baik merubah diri dan keadaan. Berikut beberapa hal yang berguna kita renungkan :
Pertama, waspadai sejak awal bahwa realitas yang hadir di kepala kita tidak terbatas pada apa yang kita persepsikan. Tidak juga terbatas pada apa yang kita kenal. Pergilah keluar jauh dari persepsi dan apa yang kita kenal. Lakukan percobaan dan eksplorasi semampunya.
Sebagai contoh, Anda berhadapan dengan persoalan kena PHK. Persepsi Anda mengatakan bahwa ini akan menjadi awal dari kehidupan yang tidak menentu.
Bila Anda setuju dengan saya untuk keluar dari persepsi dan pengalaman, gunakan momentum PHK ini sebagai titik balik kehidupan. Bila biasanya bangun jam 6 : 00, sekarang bangun lebih pagi. Jika biasanya pulang jam 18 : 00, sekarang pulanglah lebih larut. Jangan lupa, isi seluruh waktu dengan usaha dan kegiatan investasi waktu. Lakukan semua ini seperti malaksanakan hobi yang bermanfaat.
Kedua, bila suatu waktu mengalami kegagalan, katakan terimakasih pada setiap kegagalan. Sebab, ia telah mengajarkan ke kita banyak cara yang tidak bekerja. Untuk kemudian, terus menerus mencari.
Ketiga, ada banyak keajaiban yang hadir dalam kehidupan bila kita berkomunikasi secara intens dengan diri sendiri. Luangkan waktu sedikitnya tiga puluh menit sehari untuk berbincang-bincang dengan sang aku. Khususnya, berkaitan dengan perubahan yang kita lakukan hari ini.
Pertanyaannya bukan seberapa banyak perubahan yang dilakukan hari ini. Namun, seberapa intens kita belajar dari perubahan hari ini.
Keempat, miliki sebanyak mungkin kebebasan untuk memilih. Singkirkan hal-hal yang bisa mengurangi kebebasan kita. Ini perlu, sebab dengan keterbatasan, kita sedang memasang banyak kaca mata kuda tidak perlu. Misalnya, kalau ternyata rugi jangan-jangan semua tabungan terkuras habis. Bila tetap menganggur maka keluarlah biaya tanpa ada manfaat berguna. Sejauh kita melakukannya dengan kalkulasi yang kita yakin tepat, kerjakanlah dengan penuh keyakinan.
Kelima, sebagaimana badan fisik kita yang justru menciut bila tidak pernah digunakan, kemampuan imajinasi juga demikian. Semakin banyak digunakan, ia akan memiliki daya jangkau yang semakin jauh dari hari ke hari. Lebih-lebih bila ia dibungkus oleh faktor keyakinan yang kuat.
Akan tetapi, pengalaman kemudian mencatat, justru keberanian ini yang merubah kemampuan potensial menjadi kenyataan. Untuk kemudian, memberikan warna warni pada kehidupan sesudahnya.
Jadi, apa yang saya maksud dengan perubahan dalam melihat perubahan, mulailah dengan keberanian, kemudian kita akan menemukan perubahan.
Membaca dan mengamati besarnya intensitas perubahan di segala bidang, sungguh tidak bisa dibayangkan sebelumnya, kalau kita akan sampai pada tatanan masyarakat seperti ini. Meskipun segala upaya telah dikerahkan, tetap perekonomian belum juga bergerak sebagaimana diharapkan.
Digabung menjadi satu, kita memang hidup di zaman dengan menu tetap berupa perubahan. Dulu, antara berubah dan tidak berubah hasilnya tidak berbeda banyak. Sekarang, siapapun yang tidak merubah diri, akan digilas oleh roda perubahan.
Sayangnya, respons alami manusia – sebagaimana telah diketahui sejak lama dalam banyak studi manajemen perubahan – cenderung menempatkan perubahan sebagai gejala yang mengganggu kenyamanan. Sehingga, hampir setiap bentuk perubahan berhadapan dengan resistensi di mana-mana.
Dalam tataran logika yang sederhana, penolakan model terakhir ini, bisa dicarikan sebabnya pada unsur ketidakpastian yang dihadirkan perubahan. ‘Dibandingkan dengan perubahan yang tidak pasti, lebih aman kondisi tanpa perubahan yang jelas hasilnya’, demikian kira-kira argumen banyak orang.
Namun, sekarang zamannya sudah lain. Kondisi sekarang yang tidak berubah sama tidak pastinya dengan kondisi bila perubahan dilakukan. Seperti kapal yang mau tenggelam. Tidak berubah pasti tenggelam. Berubah juga belum tentu memberikan hasil yang lebih baik.
Kemajuan akan lebih banyak berpihak pada mereka yang berani menciptakan perubahan. Dibandingkan dirubah, lebih baik merubah diri dan keadaan. Berikut beberapa hal yang berguna kita renungkan :
Pertama, waspadai sejak awal bahwa realitas yang hadir di kepala kita tidak terbatas pada apa yang kita persepsikan. Tidak juga terbatas pada apa yang kita kenal. Pergilah keluar jauh dari persepsi dan apa yang kita kenal. Lakukan percobaan dan eksplorasi semampunya.
Sebagai contoh, Anda berhadapan dengan persoalan kena PHK. Persepsi Anda mengatakan bahwa ini akan menjadi awal dari kehidupan yang tidak menentu.
Bila Anda setuju dengan saya untuk keluar dari persepsi dan pengalaman, gunakan momentum PHK ini sebagai titik balik kehidupan. Bila biasanya bangun jam 6 : 00, sekarang bangun lebih pagi. Jika biasanya pulang jam 18 : 00, sekarang pulanglah lebih larut. Jangan lupa, isi seluruh waktu dengan usaha dan kegiatan investasi waktu. Lakukan semua ini seperti malaksanakan hobi yang bermanfaat.
Kedua, bila suatu waktu mengalami kegagalan, katakan terimakasih pada setiap kegagalan. Sebab, ia telah mengajarkan ke kita banyak cara yang tidak bekerja. Untuk kemudian, terus menerus mencari.
Ketiga, ada banyak keajaiban yang hadir dalam kehidupan bila kita berkomunikasi secara intens dengan diri sendiri. Luangkan waktu sedikitnya tiga puluh menit sehari untuk berbincang-bincang dengan sang aku. Khususnya, berkaitan dengan perubahan yang kita lakukan hari ini.
Pertanyaannya bukan seberapa banyak perubahan yang dilakukan hari ini. Namun, seberapa intens kita belajar dari perubahan hari ini.
Keempat, miliki sebanyak mungkin kebebasan untuk memilih. Singkirkan hal-hal yang bisa mengurangi kebebasan kita. Ini perlu, sebab dengan keterbatasan, kita sedang memasang banyak kaca mata kuda tidak perlu. Misalnya, kalau ternyata rugi jangan-jangan semua tabungan terkuras habis. Bila tetap menganggur maka keluarlah biaya tanpa ada manfaat berguna. Sejauh kita melakukannya dengan kalkulasi yang kita yakin tepat, kerjakanlah dengan penuh keyakinan.
Kelima, sebagaimana badan fisik kita yang justru menciut bila tidak pernah digunakan, kemampuan imajinasi juga demikian. Semakin banyak digunakan, ia akan memiliki daya jangkau yang semakin jauh dari hari ke hari. Lebih-lebih bila ia dibungkus oleh faktor keyakinan yang kuat.
Akan tetapi, pengalaman kemudian mencatat, justru keberanian ini yang merubah kemampuan potensial menjadi kenyataan. Untuk kemudian, memberikan warna warni pada kehidupan sesudahnya.
Jadi, apa yang saya maksud dengan perubahan dalam melihat perubahan, mulailah dengan keberanian, kemudian kita akan menemukan perubahan.
Gank_90
0 Response to "perubahan"
Post a Comment
komentar ditunggu blogger untuk lebih maju, terimakasih , ,